Kamis, 30 April 2009

analisis cerita rakyat

SEJARAH AIR TERJUN PARANG IJO : ANALISIS PSIKOLOGIS

PENDAHULUAN

Objek wisata air terjun parang ijo terletak di desa suku kecamatan ngargoyoso kabupaten karanganyar. Objek wisata air terjun parang ijo yang merupakan tumpuan perekonomian masyarakat daerah sekitar objek wisata tersebut. Pengelolaan objek wisata tersebut dikelolah dan diorganisir dengan sistematis sampai kelengkapan fasilitas pendukung di objek wisata air terjun tersebut oleh masyarakat sekitar. Masyarakat di daerah tersebut sangat mendukung pengembangan objek wisata air terjun parang ijo.
Objek wisata ini diresmikan pada tanggal 10 Juni 2006 oleh bupati karanganyar. Perkembangan objek wisata ini dari tahun ketahun mengalami peningkatan hal ini dapat dibuktikan jumlah pengunjung yang telah mencapai 500 orang setiap minggunya. Daya tarik objek wisata ini selain pada objek air terjunnya adalah pada daya tarik sejarah nama dari parang Ijo itu sendiri.
Parang Ijo merupakan suatu nama yang diambil dari bahasa jawa yang berarti kata ”parang” atau tebing dan Ijo berarti berwarna ”hijau”. Air terjun parang ijo mempunyai asal –usul dari nama parang Ijo.
Pada masa pemerintahan dari tangan belanda dipihak jepang sekitar tahun 1942 di sebuah desa yang letaknya agak jauh dari pusat pemerintahan. Konon ada sebuah pohon tua yang sangat besar Dimana warnanya didominasi oleh warna hijau pohon ini dianggap keramat karena tidak bisa ditebang dan bentuknya berbeda dengan pohon yang lain.
Keberadaan pohon tersebut tidak berlangsung lama. Banjir besar yang melanda daerah tersebut ternyata mampu mematahkan pertahanan pohon keramat itu. Banjir besar tersebut terjadi karena meluapnya air sungai yang bermuara Kali Luak sehingga pengakumulasian air ini tidak mampu terbendung lagi. Akibatnya banjir besar oleh masyarakat sekitar disebut dengan Baru Kelinting. Tidak dapat dihindarkan banjir itu mampu menggoyahkan pertahanan pohon dan membawanya dengan derasnya arus. Namun karena daerahnya berbukit-bukit mengakibatkan pohon itu tetap berdiri tegak dari bawah hingga ke atas bukit, saat arus menggirngnya ke tempat ini. Pohon ini mendapatkan tempat baru untuk hidup secara kebetulan, posisinya terletak di antara tebing atau parang.
Walaupun pohon tersebut berubah posisi dari tempat awalnya tidak menyulitkan pohon tersebut untuk tumbuh dan berkembang sehingga dengan keberadaannya yang terletak di antara dataran parang semakin mempermudah aliran dari atas tebing menuju kelembah melalui batangnya. Aliran air yang terus menerus membuat pohon ini semakin hijau dan ditumbuhi lumut-lumut. Keanehan lainnya dari pohon ini adalah mengeluarkannya cairan yang berwarna merah seperti darah manusia.
Empat puluh tahun kemudian tepatnya 1982 banjir Baru Klinting kembali melanda daerah ini. Banjir ini ternyata mampu mengakhiri kisah pohon tua yang keramat ini. Pohon yang awalnya kokoh berdiri di antara parang yang menglang diterjang banjir bandang yang mendamparkannya entah dimana.
Hilangnya pohon itu menybapkan jalur air yang melalui batang pohon tua ini terbawa tanpa perantara membuat air terjun yang sekarang lebih dikenal denagn sebutan Air Terjun Parang Ijo yang berarti pohon yang berwarna hijau di antara dua tebing. Nama ini dikombinasikan dengan kata ”Parang” yang berarti ”tebing” dan ”Ijo” yang berarti berwarna hijau lumut yang menutupi sebagian besar permukaan pohon tersebut.
Akan tetapi antara asal usul cerita dengan kenyataannya atau kondisi sekarang objek wisata tidak begitu relevan. Sehingga ketika mengunjungi objek wisata Parang Ijo tidak menemui seperti apa yang terdapat pada sejarah dari objk wisata tersebut. Adapun pada analisis cerita rakyat ini fokus objek yang akan dibicarakan adalah Asal Usul Nama ”Air Terjun Parang Ijo” dengan menggunakan pendekatan psikologis.

PEMBAHASAN

A. Struktur Cerita

Sajarah terjadinya Air Terjun Parang Ijo

Pada masa pemerintahan dari tangan belanda dipihak jepang sekitar tahun 1942 di sebuah desa yang letaknya agak jauh dari pusat pemerintahan. Konon ada sebuah pohon tua yang sangat besar Dimana warnanya didominasi oleh warna hijau pohon ini dianggap keramat karena tidak bisa ditebang dan bentuknya berbeda dengan pohon yang lain.
Keberadaan pohon tersebut tidak berlangsung lama. Banjir besar yang melanda daerah tersebut ternyata mampu mematahkan pertahanan pohon keramat itu. Banjir besar tersebut terjadi karena meluapnya air sungai yang bermuara Kali Luak sehingga pengakumulasian air ini tidak mampu terbendung lagi. Akibatnya banjir besar oleh masyarakat sekitar disebut dengan Baru Kelinting. Tidak dapat dihindarkan banjir itu mampu menggoyahkan pertahanan pohon dan membawanya dengan derasnya arus. Namun karena daerahnya berbukit-bukit mengakibatkan pohon itu tetap berdiri tegak dari bawah hingga ke atas bukit, saat arus menggirngnya ke tempat ini. Pohon ini mendapatkan tempat baru untuk hidup secara kebetulan, posisinya terletak di antara tebing atau parang.
Walaupun pohon tersebut berubah posisi dari tempat awalnya tidak menyulitkan pohon tersebut untuk tumbuh dan berkembang sehingga dengan keberadaannya yang terletak di antara dataran parang semakin mempermudah aliran dari atas tebing menuju kelembah melalui batangnya. Aliran air yang terus menerus membuat pohon ini semakin hijau dan ditumbuhi lumut-lumut. Keanehan lainnya dari pohon ini adalah mengeluarkannya cairan yang berwarna merah seperti darah manusia.
Empat puluh tahun kemudian tepatnya 1982 banjir Baru Klinting kembali melanda daerah ini. Banjir ini ternyata mampu mengakhiri kisah pohon tua yang keramat ini. Pohon yang awalnya kokoh berdiri di antara parang yang menglang diterjang banjir bandang yang mendamparkannya entah dimana.
Hilangnya pohon itu menybapkan jalur air yang melalui batang pohon tua ini terbawa tanpa perantara membuat air terjun yang sekarang lebih dikenal denagn sebutan Air Terjun Parang Ijo yang berarti pohon yang berwarna hijau di antara dua tebing. Nama ini dikombinasikan dengan kata ”Parang” yang berarti ”tebing” dan ”Ijo” yang berarti berwarna hijau lumut yang menutupi sebagian besar permukaan pohon tersebut.

B. Analisis pendekatan psikologis
Objek kajian penelitian ini berupa ”sejarah Air Terjun Parang Ijo” menggunakan analisis pendekatan psikologi. Pendekatan psikologi merupakan sebuah landasan dasar dalam mengkaji unsur-unsur cerita dan pengaruhnya, dengan memadukanya dengan unsur psikologi. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi fokus analisis adalah pengaruh psikologis masyarakat sekitar terhadap cerita.
Dari data yang kami peroleh bahwa sejarah nama ”Parang Ijo” itu sendiri memang telah mengakar dalam pikiran masyarakat dan menjadi suatu keyakinan yang tertanam di masyarakat daerah sekitar objek wisata tersebut. Keyakinan mereka akan peristiwa di masa lalu tentang sejarah terjdinya Air Terjun Parang Ijo membuat ke optimisan mereka dalam memajukan pengembangan objek wisata tersebut, akan tetapi sejauh pengamatan kami tidak sampai terlarut kedalam dampak yang negatif.
Keunikan nama parang Ijo tersebut memberikan ketertarikan wisatawan yang berdatangan untuk berwisata ke Air Terjun karang Ijo. Hal ini dapat di buktikan pada data pengunjung yang mencapai 500 pengunjung pada tiap minggunya.
Sejarah cerita air terjun tersebut menjadi sebuah Icon yang hingga kini menjadi moto hidup dalam objek wisata tersebut. Masyarakat menjadi sangat optimis akan keberhasilan dari objek wisata tersebut. Kemajemukan cara pandang masyarakat dalam menyikapi cerita sangat bervariatif walaupun hanya sebagian kecil.

C. Metode pengumpulan data
Objek dari analisis cerita rakyat ini adalah Asal usul nama Air Terjun Parang Ijo. Metode pengumpulan data dari analisis ini adalah metode Observasi, wawancara, Dokumentasi,

 Observasi
Mengamati objek yang diteliti adapun objek yang diteliti adalah Asal usul nama Air Terjun ‘’Parang Ijo’’
 Wawancara
Mewawancarai masyarakat sekitar objek wisata yang mengetahui asal usul nama Air Terjun Parang Ijo.
 Dokumentasi
Mengambil gambar objek yang di analisis berupa foto-foto Air Terjun Parang Ijo

D. Persepsi Masyarakat
Berbagai macam persepsi masyarakat tentang cerita asal usul terjadinya Air terjun Parang Ijo. Walaupun berbagai macam persepsi dari masyarakat sekitar Air Terjun pada dasarnya bersifat persepsi yang positif. Salah satunya bapak Sukarmo masyarkat di daerah sekitar objek wisata parang ijo dan berpropesi sebagai penjaga koprasi di objek wisata tersebut. Beliau berpendapat bahwa air terjun parang ijo memang sesuai denagn cerita yang ada yaitu sekitar tahun 1942 ada pohon yang unik dan khas. Beliau bercerita pohon itu hidup walaupun akarnya tidak menghujam ke tanah. Di samping itu apabila dibacok mengeluarkan darah seperti halnya darah manusia. Selang beberapa tahun kemudian ada banjir yang sangat besar yang mengakibatkan pohon tersebut hanyut dan sampai sekarang keberadaan pohon tersebut tidak diketahui. Menurut beliau bahwa batu—batu yang ada pada objek wisata karang ijo adalah batu alami dan airnya pun juga demikian.
Lain halnya dengan pak Sukirman yang merupakan masyarakat di daerah sekitar objek wisata. Beliau berpendapat bahwa parang itu sendiri pada dahulunya merupakan sebuah nama untuk wanita seperti halnya parang tritis dan parang-parang lainya.
E. Nilai terkandung dalam cerita
Cerita tersebut ternyata membawa dampak positif bagi masyarakat di daerah sekitar Air Terjun. Dampak positif berupa nilai-nilai pendidikan, agama, Sosial dan budaya, ekonomipun
 Sosial dan budaya
Aspek sosial dan budaya tersebut terlihat denagn adanya kerjas sama antar warga masyarakat di desa sukuh yaitu untuk bekerja sama dalam mengelolah objek wisata Air Terjun Parang Ijo secara bersama-sama sehingga antara masyarakat yang satu dengan yang lain terlihat berkelompok dalam mengelolah tempat pariwisata tersebut.
 Agama
Aspek agama dapat terlihat dari adanya cerita mengenai sebuah pohon yang memiliki keajaiban dan keunikan yang berada di dalam suatu daerah sehingga wanha di sekitar tempat tersebut merasa takut untuk mendekati. Denagn adanya peristiwa tersebut masyarakat sekitar lama kelamaan menjadi berani untuk mendekati tempat tersebut dan masyarakat di sekitar tempat wisata lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
 Ekonomi
Cerita tersebut membawa dampak ekonomi bagi masyarakat di daerah sekitar. Cerita tersebut menjadi dasar daya tarik bagi pengunjung, sehingga dari cerita tersebut banyaknya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Sehingga dari hasil kunjungan wisatawan tersebut menjadi konstribusi pemasukan kas warga. Objek wisata yang berupa Air Terjun Parang Ijo yang dikelolah dan diorganisir oleh masyarakat sekitar secara tidak langsung berimbas pada perekonomian masyarakat daerah sekitar Air Terjun tersebut.
 Pendidikan
Aspek pendidikan yang terkandung dalam cerita tersebut adalah adanya nilai-nilai pembelajaran tentang asal usul terjadinya Air terjun parang Ijo. Dan dapat dilihat dari pengorganisasian pengelolaan Objek Wisata Air terjun dari segi pengerluaran dan pemasukan keuangan. Dari situ masyarakat dapat belajar mengelolah tempat wisata di daerahnya sendiri. Cerita tersebut memberikan pembelajaran terhadap alam yang terjadi pada tahun-tahun yang sering di lewati banjir.

PENUTUP

Cerita rakyat tentang asal usul objek wisata air terjun parang ijo memberikan berbagai macam dampak positif dan negatif dari berbagai kalangan masyarakat. Akan tetapi keberadaan air terjun parang Ijo tersebut sangat didukung baik oleh masyarakat sekitar.
Persepsi positif dan negatif akan cerita tersebut sanagt bervariatif contohnya pak sukirman beliau tidak sepenuhnya percaya akan cerita asal usul dari cerita parang ijo. Bahkan bapak sukirman memiliki cerita sendiri tentang objek wisata karang ijo tersebut. Dari apa yang kami amati bahwa cerita rakyat tidak sepenuhnya menjadi landasan sebagai asal-usul dari suatu objek bahkan itu sebenarnya hanya berupa dongeng-dongeng atau berupa cerita rakyat belaka.
Analisis pendekatan psikologis terhadap cerita itu membawa dampak positif bagi masyarakat di daerah sekitar objek. Keunikan nama dan kejelasan asal usul dari nama tersebut memberikan daya tarik yang tersendiri bagi pengunjung maupun masyarakat sekitar.

Sejarah Air Terjun Parang Ijo

Pada masa pemerintahan dari tangan belanda dipihak jepang sekitar tahun 1942 disebuah desa yang letaknya agak jauh dari pusat pemerintahan. Konon ada sebuah pohon tua yang sangat besar Diana warnanya didominasi oleh warna hijau pohon ini dianggap keramat karenatidak bisa ditebang dan bentuknya berbeda dengan pohon yang lain.
Keberadaan pohon tersebut tidak berlangsung lama. Banjir besar yang melanda daerah tersebut ternyata mampu mematahkan pertahanan pohon keramat itu. Banjir besar tersebut terjadi karena meluapnya air sungai yang bermuara Kali Luak sehingga pengakumulasian air ini tidak mampu terbendung lagi. Akibatnya banjir besar oleh masyarakat sekitar di sebut dengan Baru Kelinting. Tidak dapat dihindarkan banjir itu mampu menggoyahkan pertahanan pohon dan membawanya dengan derasnya arus. Namun karena daerahnya berbukit-bukit mengakibatkan pohon itutetap berdiri tegak dari bawah hingga keatas bukit, saat arus menggirngnya ketempat ini. Pohon ini mendapatkan tempat baru untuk hidup secara kebetulan, posisinya terletak di antara tebing atau parang.
Walaupun pohon tersebut berubah posisi dari tempat awalnya tidak menyulitkan pohon tersebut untuk tumbuh dan berkembang sehingga denagn keberadaannya yang terletak di antara dataran parang semakin mempermudah aliran dari atas tebing menuju kelembah melalui batangnya. Aliran air yang terus menerus membuat pohon ini semakin hijau dan ditumbuhi lumut-lumut. Keanehan lainnya dari pohon ini adalah mengeluarkannya cairan yang berwarna merah seperti darah manusia.
Empat puluh tahun kemudian tepatnya 1982 banjir Baru Klinting kembali melanda daerah ini. Banjir ini ternyata mampu mengakhiri kisah pohon tua yang keramat ini. Pohon yang awalnya kokoh berdiri di antara parang yang menglang diterjang banjir bandang yang mendamparkannya entah dimana.
Hilangnya pohon itu menybapkan jalur air yang melalui batang pohon tua kini terbawa tanpa perantara membuat air terjun yang sekarang lebih dikenal denagn sebutan Air Terjun Parang Ijo yang berarti pohon yang berwarna hijau diantara dua tebing. Nama ini dikombinasikan dengan kata ”Parang” yang berarti ”tebing” dan ”Ijo” yang berarti berwarna hijau lumut yang menutupi sebagian besar permukaan pohon tersebut.
PARANG IJO
P = PERMAI
A = ALAMI
R = RINDANG
A = AMAN
N = NYAMAN
G = GEMBIRA
I = INDAH
J = JERNIH
O = OPTIMIS

DATA –DATA PENDUKUNG
Informasi lainya;
 Diresmikan pada hari sabtu, 10 Juni 2006.
 tinggi air terjun +- 50 meter,
 pegawai 18 orang,
 jumlah pengunjung 500 orang / minggu,
 luas 2 h.

Tidak ada komentar: