Selasa, 13 November 2012

Naskah Drama "Pulauku Tenggelamku"



P
U
L
A
U
K
U

T
E
N
G
G
E
L
A
M
K
U
Oleh
IRFAD TAUFIQUROBBI
(Naskah Drama)


PULAUKU TENGGELAMKU

Prolog Tokoh “Aku” :
Aku adalah seorang yang tidak mengerti apa itu hitam?
Bagiku Hitam kelam seakan tanda kehancuran,. Ketika matahari mulai istirahat diperaduanya, disanalah tampak apa itu hitam? gelap? sedikit cahaya yang meneranginya. Tapi itu bukan hitam, bukan hitam kelam itu yang kumaksud.
Setiap kali aku bertanya apa itu hitam, semua menjawab “hitam itu gelap”. Aku sering mendapatkan sesuatu pengalaman buruk dengan kegelapan. Ketika itu aku pernah terjatuh di suatu lubang, lubang  yang dimana terdapat puluhan ular yang sedang mengerami telur-telur lucu yang nantinya akan menjadi bisa pembunuh.
Akan tetapi kenapa seseorang senang akan kegelapan? Kesenangan apakah yang mereka dapatkan dari kegelapan sehingga aku tidak dapat merasakan kesenangan itu?
Hitam kelam? gelap? tak ada satu cahayapun yang dapat melewati benteng baja itu?
Bahkan intensitas kecepatan cahayapun tidak juga mampu mengimbangi semua itu.
Apa itu yang namanya hitam? lagi-lagi bukan hitam itu yang kumaksud.
Hitam kelam? Apakah suatu gambaran? apakah hanya suatu tindakan? atau apakah gambaran dan tindakan dari pola pikir kebiadaban sesorang, lingkungan atau sistem?
Mulutku tidak mampu menjelaskan itu, karena aku tidak tahu apa itu hitam?
Dan Aku akan belajar dari alam tentang apa itu hitam.
Malam itu suasana alam begitu bersahabat sunyi, sepi, gelap namun hanya suara gemuruh ombak yang menerpa karang yang begitu jelas ditelingaku.
Cahaya malam dengan sopannya menyentuh dan melambai pucuk-pucuk nyiur melambai. Kemudian punggung ombak pun dengan genitnya merayu dan bercengkrama di atas berbatuan. Di dalam Kesendirianku, kupaksakan langkah kakiku menyentuh butiran hitam lembut yang berserakan di bawah langit malam, namun tanpa kusadari mata ini terus memandangi di bagian sisi jalan yang membelakangi keberadaanku, Aku melihat tangan-tangan kekar dan sesosok wajah yang kurasa lebih tua dari usianya menuruni anak-anak batu dari atas bukit. Lalu gelak rasa penasaran, Aku menghampirinya.

Dialog Tokoh : (Aku dan Buruh Batu)
Aku                 : Suasana malam ini sungguh bersahabat, indah dan menenangkan namun keindahan, persahabatan dan ketenangan, baru saja aku dapatkan setelah Aku melihat keteladanmu Pak, izinkan Aku belajar dari dirimu tentang makna kehidupan.    
Buruh Batu    : (Buruh Batu menatap tajam mata “Aku” lalu memberikan sebuah senyum ketulusan dan persahabatan ke “Aku”)
“Sebelum matahari di pagi ini dengan bahagianya menyentuh kulit bumi, dan dengan gagahnya para Ayam mengumandangkan suaranya, sedari itu Aku telah berdiri mengukir batu-batu ini menjadi kepingan-kepingan berukuran kecil yang nantinya akan kujual ke para pengepul. Aku ini  lahir dan dibesarkan dari rumput yang biasa tumbuh di sepanjang hutan, karena itulah mental dan semangatku ditempah dan menjadikan aku seperti sekarang ini nak, karena aku belajar dari ganasnya malam dan persahabatan alam, kalau engaku ingin belajar keteladanan dariku, belajarlah juga dari alam, karena alam mempunyai sisi netral dalam kehidupan”
Aku: Tak dapat kusangka, ketika mentari esok tak menyinarkan cahayanya, pasti bumi akan menjadi sesosok bongkahan batu gersang tanpa ada kehidupan, namun kata-kata yang keluar dari buah pikiran bapak, memberikan inspirasi baru dan mencairkan hatiku yang sedari tadi telah beku seperti kerasnya karang.
Pak bisakah Aku membiarkan diriku menerima kegelapan disekitarku dan memberikan cahayaku untuk gelapnya malam? Karena Aku tak ingin di sekitarku menjadi gelap karena tak ada cahaya yang meneranginya walau itu hanya redupnya cahaya lilin.
Buruh batu: Alam mengajarkan sesuatu dari sisi netral, baik dan buruk hal yang biasa dalam kehidupan, begitu juga setiap agama juga mengajarkan suatu hal yang sama akan adanya surga dan neraka, tak ada hal yang baik dan tak ada hal yang buruk jika tidak berada di bumi ini. Sosok kontradiksi awal dari momentum keberhasilan yang hakiki. Ketika kamu mempunyai daya upaya dalam memberikan kebaikan yang terwujud seperti cahaya, kemudian sampaikanlah cahaya tersebut untuk kegelapan, biarkan alam yang menunjukkan kepada semuanya bahwa hitam itu hitam dan putih itu putih, tidak ada gabungan dari keduanya. Kalau engkau mampu pancarkanlah cahayamu untuk gelapnya malam.
Aku     :  Andaikan malam ini ribuan bintang yang menghiasi malam dapat kuambil, akan kuberikan seperangkat bintang untukmu pak. Tapi bukan untuk penghargaan, karena penghargaan adalah awal dari jatuhnya manusia, Aku memberikan bintang hanya untuk meluapkan kegembiraan dari kegundahanku Pak.
Buruh Batu: Memang benar nak, terkadang banyak orang yang jatuh dari pujian dan banyak orang yang bangun dari cambukkan. Tak ada salahnya penghargaan itu dimiliki seseorang, tetapi seseorang yang tidak mengharapkan penghargaan. Karena ketika seseorang itu telah mempunyai keinginan untuk mengharapkan suatu pengharagaan. Ketulusan dan keiklasan yang telah lama dibangun pasti akan terkikis juga seperti hancurnya karang karena ombak.
Kalau ada waktu yang cukup, senang rasanya bisa bertukar pikiran denganmu lagi Nak. Bapak permisi pulang dulu, selamat malam.
Aku     : Iya Pak, Andai segala yang ada di bumi ini bisa dijual, Aku akan membeli waktu agar bisa Aku berikan kepada bapak untuk memberikanku pencerahan lagi Pak, terima kasih Pak atas pencerahannya.
Setiap selang 5 menit, bapak buruh batu itu mulai menjauh dari keberadaanku hingga tak tampak lagi dari pandangan mataku. Kini aku mulai berjalan menyisir sepanjang jalan yang berliku dan bergelombang.
Prolog tokoh  “Aku”:
Tunggu??? hitam??? butiran hitam???
Aku pernah merasakan butiran ini sebelumnya, tapi kenapa aku tidak mengetahui butiran apa ini?
Tidak?
Tidak?
OOOoo,.. ternyata? butiran itu sebenarnya berwarna putih. Apakah karena gelap? membuat butiran itu menjadi hitam? Ataukah karena hausnya orang akan kekayaan yang membuat butiran ini menjadi hitam? Ataukah karena buah dari keserakahan dan ketamakan manusia membuat butiran hitam ini diperebutkan? 
Butiran itu adalah bagian dari pasir pantai yang menjadi satu kesatuan estetika akan indahnya sebuah pantai di daerah tempat tinggalku. Di bagian tepi bahkan di tengah birunya laut tak tampak lagi keindahan karena beberapa monster-monster bertengger angkuh dalam merusak estetika alam.
Di dalam kesendiriannya malam, dari kejauhan, tepatnya di tengah lautan, bagian dari monster-monster tersebut, mulai mendekati tepi pantai, semakin lama, bagian dari monster tersebut semakin mendekati tepi pantai, hingga akhirnya sampailah bagian monster-monster itu, lalu tiba-tiba terdengar suara sapaan dari pemilik monster-monster itu.
 Dialog Tokoh: (Aku dan pemilik Monster)
Pemilik Monster        : Malam yang indah, dimana sunyi, sepi dan tenang membuat sesorang betah berlama-lama berada disini, apa yang kau cari disni Boy?
Aku                             :  Keindahan dan kedamaian dalam suatu masa bisa ku dapati dahulu Pak, kini tak Aku rasakan keindahan dan kedamaian yang dulu menjadi kebanggaan dari tempatku ini. Dulu pantai yang indah, nyman dan tenang bisa Aku dapati dan Aku nikmati, kini semua itu disulap menjadi kehancuran. Kalau semua yang berada di bumi ini dapat berbicara, Aku akan meminta alam bersuara, meminta pantaiku berbicara, meminta pasirku menangis, tapi bukan untuk menandakan bahwa lemah, tapi ingin mencoba mengungkap keadilan dan keseimbangan alam ini Pak. Manusia membutuhkan alam, alam juga membutuhkan manusia, semuanya saling memiliki fungsi yang berbeda untuk tujuan bersama, namun terkadang manusia kuranglah bijaksana dalam bekerjasama dengan alam. Tak bisakah Bapak menyadri hal itu?
Pemilik Monster        : Apa yang kau bicarakan ini Boy? Dan apa yang kau ketahui tentang keseimbangan alam Boy? Keseimbangan alam bisa terbentuk karena manusia, manusia seperti Aku ini Boy? Kalau tidak ada orang-orang seperti Aku ini Boy, banyak pengangguran di daerahmu ini Boy? Semakin banyak pengagguran di tempatmu semakin memperparah keseimbangan alam yang kau dapati di darerahmu ini Boy? Taukah kau tentang keseimbangan alam? Keseimbangan alam, dapat terpenuhi apabila komponen alam yang menjadi penggeraknya bisa tumbuh subur dan maju dalam artian makmur. Komponen alam yang menjadi penggeraknya adalah manusia, semakin makmur dan sejahteranya manusia, semakin terjaga keseimbangan alam tersebut.
Aku     : Makmur? Sejahtera? Subur? Andai saja setiap orang mempunyai batas dasar keinginannya, tentu alam akan menjadi lebih terarah dan seimbang. Namun apakah Bapak tahu? Manusia itu tidak ada batas keinginannya? Saya tidak tahu apakah ada batasan hitam dan putih terhadap suatu objek? Bahkan objek tersebut adalah manusia? Mungkin batasan tersebut berupa gariskah? Atau batas patokan yang biasanya orang menandai tanah-tanah mereka? Tapi Aku yakin kalau manusia adalah mahkluk pintar yang diciptakan oleh Sang Penciptanya untuk menjaga keseimbangan alam dan bisa memberikan kenyamanan dan kelastarian alam sampai generasi-generasi selanjutnya. Bapak bisa bilang kalau keseimbangan alam bisa terwujud apabila ketika manusia tumbuh menjadi makmur dan sejahtera, dimana pengagguran di suatu daerah menjadi berkurang, tapi apakah bapak sadari berapa persen dari apa yang bapak dapati dan berikan kepada para buruh Bapak? Apakah itu yang namanya seimbang? Seimbang untuk bapak? untuk buruh-buruh bapak? atau untuk alam?
Pemilik Monster        : Sudahlah, kau tahu apa mengenai keseimbangan Alam Boy? Aku tidak mau terlalu bersilat lidah dengan dirimu Boy, Kau bisa bilang karena kau tidak tahu, tidak tahu akan indahnya hidup ini boy, indahnya hidup ini dengan uang, dan sengsaranya hidup ini tanpa uang, suatu saat nanti kau pasti akan tahu bahwa jalanku ini adalah petunjuk, jalan yang pasti akan kau cari nantinya, walaupun jalan yang kujalani sekarang adalah jalan yang salah. (memberikan senyum yang tidak bersahabat kepada “Aku”)
Aku     : Manusia adalah mahluk yang sempurna dan pintar dibandingkan mahkluk ciptaan-ciptaan Sang Maha Pencipta lainnya, tapi kepintaran dan kesempurnaan mereka telah diracuni oleh ketamakan dan keserakahan mereka sendiri. Mereka tahu akan kesalahan mereka, tapi mereka membiarkan kesalahan yang mereka miliki dan mengaggap kesalahan-kesalahan mereka adalah seni dan warna dari kehidupan. Andai saja, Aku adalah seorang pesulap, akan kusulap berbatuan yang ada di bukit itu menjadi sebongkah emas untuk kuhadiahkan kepada Bapak, agar bapak tak lagi merusak bagian dari keindahan pantai Kami.  
Pemilik Monster        : Andai masih banyak sisa dari waktu malam ini, Aku akan menjawab pertanyaan-pertanyanmu itu Boy, tapi sudahlah, tak ada gunanya Aku berbicara kepada orang yang tidak tahu akan hidup dunia, sekarang keluargaku menunggu di rumah, silakan kau nikmati kesendirianmu di tengah gelap dan sunyinya malam ini BOY?
Akhirnya pemilik monster itupun melangkahkan kakinya, hingga menjauh dan kini tak lagi tampak dari pandangan ku.
Lalu kubalikkan tubuhku membelakangi jalan yang dilewati pemilik monster tersebut.
Selepas kepergian dari pemilik monster tersebut, suasana angin malam ini, terus memberikanku sebuah inspirasi dan ide-ide mengenai suatu perubahan, perubahan untuk kebaikan dan menanamkan arti kebenaran kepada gelapnya malam dan keseimbangan alam untuk menciptakan tempatku nyamanku.
Aku adalah orang yang tidak suka kegelapan, dan aku selalu terbunuh oleh kegelapan. Kegelapan ini seolah memaksakanku untuk melakukan sesuatu yang tidak kelihatan, hingga menjerumuskanku pada lingkaran orang-orang yang suka akan kegelapan. Sungguh ironis. Ternyata keegoisan pikiranku terinfeksi segalanya oleh keserakahan perasaan dikarenakan kegelapan. Karena itu aku ingin memberikan cahaya dari gelapnya malam dan ingin mencoba seperti karang yang selalu menjaga keseimbangan alam dari pengaruh angin kencang yang dapat merusak kesetabilan ekosistem.
Akhirnya langkahku terhenti di suatu batu kecil yang bentuknya seperti cangkang telur, namun permukaan cangkang tersebut seperti kulit pohon yang mati. Tanpa berfikir akupun mengambil batu kecil itu. Awalnya, batu itu akan ku lemparkan sejauh-jauh mungkin ke tengah laut, karena aku tak sanggup melihat kebohongan yang selalu aku jumpai pada masaku, hingga akhirnya aku melakukan apa yang harus kulakukan dan melarang apa yang seharusnya tidak aku lakukan. Lalu dengan batu itu aku menuliskan sesuatu di atas permukaan butiran putih yang pada saat itu terlihat hitam dari sudut pandangan mataku.
Dengan lancangku, ku menulis:
“Aku akan membebaskan siang di malam hari, dan aku ingin menjumpai kenyataan bukan manipulasi”
Tak lama setelah aku menulis tulisan itu,…
Wwwuuuuuueeeesssss,…. dengan angkuhnya ombak pantai membersihkan tulisan-tulisanku tanpa ada satu hurufpun tersisa.
 Lalu kutuliskan lagi apa yang ingin aku tulis.
“Hitam-putih, gelap-terang, malam-siang, buruk-baik, apakah engaku dapat selalu berdiri dengan sendirinya”
Lagi-lagi tak bosan-bosanya ombak pantai membersihkan tulisanku.
Akupun kembali menulis apa yang ingin kutulis.
“Kenapa hitam selalu jadi pemenang, padahal putih itu adalah sang pemenang ”
Kali ini, bukan ombak yang membawa lari tulisanku, tapi aku yang berlari dengan sekencang-kencangnya, karena langit malam tiba-tiba gelap tanda akan terjadi sebuah badai. Badai besar, tapi bukan tsunami. Ombak pasang seolah tak sabar menampar beberapa berbatuan. Karang terkikis tajam hingga menjadi pecahan kaca yang siap menikam kedua belah kakiku. Betapa sakitnya kedua kaki ini yang biasanya kugunakan untuk melakukan segala sesuatu aktivitasku, bila kaki ini terluka oleh tajamnya batu karang yang terkikis oleh ombak.
Dan beberapa pohon bakau yang mencoba melawan ikut lenyap dihantam badai besar tersebut.
Anehnya suasana malam yang tenang berubah menjadi sesuatu yang kelam, bahkan sangat kelam. 
 “Apakah ini karena tulisanku?” selalu kata itu muncul dibenakku sekarang.
Malam itu, memang malam yang paling menakutkan, dari ganasnya fenomena alam itu, akupun bersembunyi berlindung di dalam sebuah gubuk kecil, dengan sejuta rasa takut dan cemas yang belum pernah aku rasakan. Fenomena alam yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, dengan kejamnya mereka menghajar batinku hingga aku tidak dapat membuka mataku. Mula-mula aku meyakinkan dan menyadari bahwa aku dapat membuka mataku dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Lima menit telah berlalu satu persatu ruhku mulai terisi kembali ke tubuhku. Dan aku mulai sedikit memberanikan pikiranku untuk berbicara.  Aku tidak tahu, apa yang menyebabkan aku sangat takut. 
Takut sekali,…
Tapi aku tetap tidak mengerti? Kenapa itu terjadi pada diriku.
Aku tidak mengerti apa yang menyebabkan aku takut dengan semua ini. Mungkin karena aku tidak dapat merubah semua itu. Putih dan hitam suatu yang berlawanan. Tapi kenapa putih selalu menjadi keganasan hitam? apakah semua orang menginginkan indahnya kegelapan walaupun sebenarnya di balik hitam adalah hitam?
Ternyata walau ruhku telah terisi, namun tubuh ini tak dapat kugerakkan, hingga akhirnya dalam keragu-raguan imjinasiku, Aku bermimpi semua yang berada di sekitarku bisa berbicara, pohon, karang, pasir bahkan ikan-ikan yang berada di dasar laut bergerak, bericara dan bernafas seperti layaknya  manusia.
Dan kemudian mereka menyapaku,
Dialog Tokoh: (Aku, Pohon, Karang, Pasir, dan Ikan)
Pohon             : Manusia jahat,…..
Karang           : Manusia jahat,…..
Pasir               : Manusia jahat,…..
Ikan                : Manusia jahat,…..
Aku                 : (sesaat tergelak heran melihat dan mendengar benda yang mati, layaknya seperti manusia)
“Dimana Aku? Dimana Aku? Apa salahku? Kenapa kalian bilang Aku jahat? Apa yang aku perbuat sehingga kalian menuduhku seperti itu? Dan siapa kalian? Ini pasti mimpi? pasti mimpi? Cepat sadarkan Aku dari ketidakberdayanku ini? Jangan jadikan Aku terlena dan menderita karena tuntutan kalian?”
Pasir               : Wahai manusia? Bersyukurlah Kamu menajdi manusia, bukan seperti kami, kami hanya bisa membalas perbuatan atas tindakan kalian, tapi kami tidak bisa berteriak, menangis dan berbicara seperti kalian? Kami ingin seperti kalian? Ketika ada sesuatu yang menggangu kami, Kami akan berbicara, berteriak dan menangis? Kami tidak ingin kalau membalas apa yang kalian lakukan secara langsung, karena itu akan memberikan sakit yang sangat luar biasa, karena kami ingin segala sesuatu sebelum terjadi kami ingin berbicara dengan kalian. Apa kalian tidak mengerti? Berapa ruginya kami? Berapa tidak berdayanya kami ketika para manusia memisahkan keluarga kami, memisahkan dan menjual anak-anak kami, hingga  melobang-lobangi bagian dari kami hingga yang tersisa adalah bagian-bagian yag tak dapat kami banggakan lagi.
Kalian tahu? Berapa bangganya dan indahnya kami dibandingkan para pasir di sejumlah daerah? Pasir kamilah yang paling indah, banyak mengandung material timah yang menjadi primadona dan kebanggaan lokal kami?
Namun sekarang? Apa yang terjadi? Kalian tega membuat kami seperti harimau yang kehilangan taring, seperti ular cobra yang kehilangan bisanya, dan seperti burung yang kehilangan kedua sayapnya?
Kini apa yang bisa kami banggakan dengan keunggulan lokal kami? Kami indah, bersih, dan putih, tetapi kami tidak lagi mempunyai kebanggaan yang dahulu dibanggakan oleh kakek dan nenek buyut kami, semua itu hanya menjadi legenda semata, apakah kalian menyadarinya?
Pohon             : Belum lagi kami? Berapa banyak keluargaku? Teman-temanku? Mati digusur beberapa monster-monster jahat? Iya, yang salah bukan pada monsternya, tapi pada manusianya, manusia yang serakah dan tamak terhadap apa yang belum ia dapatkan. Lagi-lagi kami yang tidak dapat berbicara yang menjadi korban dari keserakahan manusia? Adilkah itu? Apa yang menajdi keinginan manusia sehingga mereka terlalu dibutakan oleh kegelapan? Kegelapan yang tak dapat diukur, walau diukur dengan alat pengukur. Kami tidak ingin membalas sakit hati kami kepada manusia dengan membiarkan bencana menimpa kalian, karena kami ingin lebih dihargai dan mencoba menghargai kalian sebagai partner kami dalam menjaga keseimbangan alam ini, kenyamanan, keindahan dan kemakmurankan yang kita cari bersama?  
Ikan                : Apakah salah, kalau kami lari dari perairan kami? Sehingga para nelayan sangat kecewa dan sedih bila tidak mendapatkan kami? Sewaktu itu, aku pernah mendengar nelayan kecil sedang menangis, dan berkeluh kesah pada sepinya malam, nelayan itu berdoa kepada Sang Pencipta, “Andai saja, Aku ini adalah raja, Aku akan menyuruh pengawalku untuk menabur bibit ikan seperti menabur pasir di pantai, sungguh pasti tak akan habis-habisnya ikan yang akan kudapat hari ini, namun apa boleh di kata, ketika karang-karang untuk tempat tinggal ikan-ikan di laut ini, telah dirusak oleh monster-monter yang digerak oleh manusia-manusia yang serakah dan tamak”
Karang           : Mana kerja sama manusia selaku orang yang pintar dan paling memberikan peranan penting bagi keseimbangan alam? Aku rasa, manusia bukanlah orang yang pintar, tapi orang yang lemah, lemah karena diri, silau karena cahaya, sehingga mereka senang akan kegelapan. Wajarlah kegelapan itulah yang mereka cari, kegelapan yang dapat memberikan kekayaan pribadi mereka, kekayaan yang dapat membuat mereka sendiri nantinya akan jatuh karena ulah mereka sendiri.
Aku                 : Aku adalah anak kecil yang ingin mencoba membuat gunung, gunung es seperti di kutub utara, dingin, bahkan sangat dingin. Namun apalah dayaku, bukan gunung es yang dapat kubuat, malahan Aku terkena lahar panas dari gunung itu. Terkadang Aku malu dengan apa yang terjadi sekarang, kondisi yang tak terlalu indah malah sekarang menjadi suram, tak ada lagi yang kubanggakan dari daerahku. Awalnya aku bingung dengan daerahku, Aku tinggal di daerah pesisir yang kaya akan hasil laut, tapi kenapa? hasil kekayaan laut tersebut sangatlah sulit didapat. Bahkan seperti mencari air di musim kemarau, mahal, dan jarang ditemui. Dan mendengar ceritamu wahai ikan, aku baru tahu ternyata, itu semua adalah ulah tangan dan pikiran orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum.
Aku sangat malu dengan para kaum kami, karena kami terlalu banyak membuat ulah dan masalah di sekitar alam ini, andai saja Aku adalah dokter alam, izinkan Aku memeriksa dan mengobati kalian, karena Aku cinta kalian, dan Kami manusia, tidak dapat hidup tanpa adanya kalian.
Pasir                           : Cukup!!!!!
Terlambat sudah Kalian para manusia meminta maaf kepada Kami.
 Karang                       :  Kami sudah memberikan banyak toleransi kepada manusia.
Pohon                         : Tapi mereka tetap juga tak mau mengerti!!
Ikan                            : Maaf sahabat, Kami memang marah, tetapi kami harus bijaksana mengambil sikap.
Karang                       : Kami telah memutuskan langkah apa yang akan kami ambil.
Pasir                           : Kami sepakat kalau kami ingin menenggelamkan pulau ini.
Karang                       : Karena apabila terus dibiarkan, akan menyiksa alam ini, bahkan bukan saja alam, tapi juga kalian, para manusia.
Aku                             : Ternyata sungguh telah kami melakukan kesalahan terhadap alam kami sendiri, sehingga kalian begitu memberikan hukuman kepada Kami. Sungguh besar apa yang kami lakukan, sehingga kami tak menyadari akan terjadi hal yang seperti ini. Kalau kalian tidak mau memafkaan kami para manusia, mungkin itu adalah hak dari kalian, dan mungkin ada beberapa pertimbangan kalian untuk menghukum Kami, kalaupun begitu adanya, apa yang pantas kami dapatkan dari perbuatan Kami selain menenggelamkan pulau ini?
Pohon, Karang, Pasir, dan Ikan      : Kami teteap akan meneggelamkan pulau ini !!!!!!!!!!!
Sepontan Akupun terbangun, betapa takut dan khawatirnya Aku mengingat mimpi-mimpiku, tak selang beberapa lama, anging dari arah laut kemudian bertambah kencang, hujan yang sedari tadi tidak menampakkan jati dirinya, kemudian satu persatu membasahi bumi dengan sangat kencangnya, kini ombak-ombak pun lagi-lagi ikut menambahkan aksinya yang tadi sedikit mereda. Kemudian semakin lama, angin yang berada ditepi kemudian semakin liar menampakan keganasanya, dan menyapu beberapa pasir menuju ke arah bahu jalan, dan tak lama kemudian seluruh pulau terisi oleh air laut hingga tak lagi dapat dilihat keindahannya, bahkan keberadaannya. Dan Aku pun ikut terbawa dan tenggelam bersama Pulauku.
Kini pulauku adalah kenanganku, yang terus terbayang dalam memoriku walau tak dapat Aku lihat baik itu wujudku sendiri dan wujudnya yaitu “Pulauku”
-Selesai-

Selasa, 14 Februari 2012

PEMBAHASAN LATIHAN MODUL 7

Lampiran RPP 1

A.Perbaikilah kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa berikut ini.

1.Pada bab ini ada beberapa materi pokok yang harus dibahas.
2. Dalam tabel di atas menunjukan bahwa adanya bentuk kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
3. Bagi yang salah kena hukuman.
4. Sudah siang lampu mati.
5. Habis bensin, pergi isi bensin di SPBU.

Jawaban
1.Bab ini ada beberapa pokok pembahasan yang harus dibahas.
2.Tabel di atas menunjukkan bahwa adanya bentuk kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
3.Orang yang bersalah akan dikenakan hukuman.
4.Siang hari, listrik pun terhenti.
5.Kendaraan yang telah kehabisan bensin, akan mengisikan bensin di SPBU.

B.Perbaikilah kalimat yang tidak logis berikut ini

1.Setiap guru mengabsensi siswa yang hadir.
2.David sarapan pakai ayam goreng setiap pagi.

Jawaban
1.Setiap guru mempresensi siswa yang hadir. Atau Setiap guru mengabsensi siswa yang tidak hadir.
2.David sarapan berlauk ayam goreng setiap pagi. Atau David sarapan dengan lauk ayam goreng setiap pagi.

C.Perbaikilah kalimat-kalimat ambigu di bawah ini.

1.Siswa yang sakit pergi ke UKS ada petugas PMR.
2.Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin banyak siswa yang sakit.
3.Hari ini pelajaran bahasa Indonesia banyak sekali tugas dari guru.
4.Siswa kembali menjalankan rutinitas belajar di sekolah guru menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
5.Hari pertama sekolah ulangan remedial.

Jawaban:

1.a. Siswa yang sakit pergi ke UKS dan di sana ada petugas PMR.
b. Siswa yang sakit pergi ke UKS.
c. Di UKS ada petugas PMR.

2. a. Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin.
b. Setiap hari senin banyak siswa yang sakit.
c. Pada saat upacara bendera, banyak siswa yang sakit.
d. Pada saat upacara bendera hari Senin, banyak siswa yang sakit.

3. a. Hari ini pelajaran bahasa Indonesia.
b. Hari ini banyak tugas dari guru.
c. Hari ini pelajaran bahasa Indonesia banyak sekali tugasnya.

4. a. Siswa kembali menjalankan rutinitas belajar di sekolah dan guru menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.

bukan
b. Siswa kembali menjalankan rutinitas belajar di sekolah guru.

5. Hari ini pertama sekolah dan saya ikut ulangan remedial.


D.Perbaikilah kalimat-kalimat berikut ini

1.Ada beberapa siswa yang tidak diberikan rapor, karena tidak tuntas.
2.Laskar pelangi The Series merupakan tayangan yang diangkat dari novel.
3.Sebelum siswa memulai pelajaran berdoa terlebih dahulu.
4.Sebuah sambutan untuk membuka acara Bulan Bahasa Kepala SMK Negeri 1 Sungailiat.
5.Selanjutnya saya akan berikan kekurangannya setelah pekerjaan selesai.
6.Jadi, kita harus sukseskan pilkada tahun ini.
7.Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba.
8.Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
9.Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya.
10.Mobil itu maju ke depan.

Jawaban
1.Ada beberapa siswa yang tidak diberikan rapor semester 1, karena ada beberapa nilai mata pelajarannya yang tidak tuntas.
2.Laskar Pelangi The Series merupakan tayangan yang diangkat dari novel yang berjudul “Laskar Pelangi”.
3. Sebelum siswa memulai pelajaran, siswa diharuskan untuk berdoa terlebih dahulu.
4.Kepala SMK Negeri 1 Sungailiat membuka acara Bulan Bahasa dengan sebuah sambutan.
5.Saya akan memberikan kekurangannya, setelah pekerjaan kalian selesai.
6.Kita harus menyukseskan Pilkada tahun ini.
7.Remaja harus menyadari akan bahaya narkoba.
8.Siswa yang mengisi acara pensi diharapkan untuk segera menghubungi panitia.
9.Rumahnya besar dibandingkan rumah tetangganya.
10.Mobil itu sedang bergerak ke depan.

E.Perbaikilah kalimat-kalimat berikut ini.

1.Bahasa Indonesia yang dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman bahasa, budaya, suku, dan lapisan masyarakat yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya.
2.Setiap hari sabtu siswa kelas x menggunakan seragam coklat dengan simbol tunas kelapa.
3.Setelah pulang sekolah, Arif selalu membantu Ayahnya menyiram, dan menanam tanaman di taman.
4.Karena lapar, Andi menghabiskan 2 piring nasi, dan kini Andi menjadi kembung.
5.Mobil itu melaju kencang dengan kecepatan 50 Km/Jam.

Jawaban
1.Bahasa Indonesia di dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai bahasa nasional yang dipakai oleh masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa, budaya, suku, dan lapisan masyarakat serta latar belakang pendidikan yang berbeda.
2.Setiap hari sabtu siswa kelas X menggunakan seragam pramuka.
3.Setelah pulang sekolah, Arif selalu membantu Ayahnya berkebun di taman.
4.Andi sangat lapar sehingga menghabiskan 2 piring nasi, dan kini Andi menjadi kenyang.
5.Mobil itu melaju kencang dengan kecepatan 100 Km/Jam.

F.Perbaikilah kaliamt di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang santun.

1.surat 122/PC-3/2007, maka kami kirimkan surat balasan...
2.Untuk menyambut tamu yang kita hormati, kami harap hadirin berdiri.
3.Kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian kami

Jawaban

1.Surat 122/PC-3/2007 telah kami terima, dan ini adalah tindak lanjut dari surat kami……
2.Saya ingin meminta kesediaan para hadirin untuk berdiri sejenak, untuk menyambut tamu yang kita hormati.
3.Kami mengucapkan permohonan maaf kepada Bapak/Ibu… atas kesalahan yang kami lakukan.

PEMBAHASAN UH KD 7

1.D
Tingkat risiko bank-bank // yang bergerak // dalam retail banking relatif lebih rendah
S P Pelengkap (Pel)

2. D
Prospek bisnis kartu kredit di Indonesia // sangat baik.
S P
Keterangan:
- Predikat kalimat (2) adalah ‘sangat baik’. ‘Sangat baik’ merupakan predikat dengan kelas kata atau kategori kata sifat atau adjektiva.

3. C
Keterangan:
Kalimat efektif adalah kaliamt yang unsure-unsurnya berlebihan. Agar kalimat (3) menjadi efektif, sebagai berikut.
Opsi A : menghilangkan kata dari.
Opsi B : menghilangkan kata daripada.
Opsi C : Benar.
Opsi D : menghilangkan kata dari.
Opsi E : menghilangkan kata pada.

4. D
Mensesneg // menetapkan // perubahan jam kerja.
S P O
Keterangan:
-Opsi A : Pada pertemuan itu dihadiri oleh istri gubernur. (Subjek dari kalimat pada opsi A mengalami kekaburan atau ketidakjelasan karena preposisi ‘pada’ untuk memperjelas subjek kalimat tersebut preposisi sebelum subjek yaitu ‘pada’ harus dihilangkan)
-Opsi B : Pelajaran itu harus tahu menjabarkannya sendiri. (kalimat opsi B merupakan kalimat yang tidak efektif dan tidak logis sehingga maksud dari kalimat tersebut tidak jelas, sehingga subjek yang terdapat pada kalimat tersebut menjadi kabur)
-Opsi C : Bagi semua supir harus memiliki SIM. (kalimat opsi C sama halnya dengan kalimat opsi A dan opsi E, yaitu subjek kalimatnya kabur karena preposisi di depan subjek)
-Opsi E : Dari jadwal itu kelihatan kapan berangkatnya.

5. B
Keterangan:
Beberapa perusahaan // melanggar // peraturan.
S P O

6. C
Gubernur memberi kelonggaran kepada pedagang.

7. D
-Mangga arumanis // mengeluarkan // aroma yang sangat harum.

S P O
-Semua pedagang // menjual // mangga arumanis berwarna hijau.
S P O

8. Bonus
Opsi A, C, D dan E struktur kalimat dan kelogisan maknanya kurang tepat.
Opsi B struktur kalimatnya sudah tepat, tetapi kelogisan kalimat tersebut kurang tepat.

9. C
Saya belum mempunyai pengalaman, tetapi saya akan berusaha bekerja sebaik-baiknya.

10. A
a. Sidang umum majelis itu telah berjalan lancar sesuai dengan kehendak rakyat.
b. Sidang umum dari majelis itu telah berjalan dengan lancar sesuai dengan kehendak rakyat.
c. Sidang umum majelis itu telah berjalan dengan lancar sesuai menurut kehendak rakyat.
d. Sidang umum majelis ini telah berjalan dengan lancar sesuai daripada kehendak rakyat.
e. Sidang umum majelis ini telah berjalan demikian lancar sesuai dengan kehendak rakyat.

11. B
Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu, gratis.

Penjelasan :
- Bebas narkoba (tidak menggunakan narkoba)
- Bebas asap rokok (tanpa asap rokok)
- Bebas kendaraan roda dua (tanpa kendaraan beroda dua)
- Bebas parkir (tanpa parkir)…………? Perbaikan kata (parkir gratis)

12. A

a. Hambatan yang ditemui ada kurangnya tenaga terampil. (x)
b. Hambatan yang ditemui yaitu kurangnya tenaga terampil. (v)
c. Hambatan yang ditemui yakni kurangnya tenaga terampil. (v)
d. Hambatan yang ditemui ialah kurangnya tenaga terampil. (v)
e. Hambatan yang ditemui adalah kurangnya tenaga terampil. (v)

13. A
a. Pengemudi diminta Ø menaati marka jalan.
(Ø = ellipsis/pelesapan, kata yang dilesapkan pada kalimat tersebut adalah polisi lalu lintas. Sehingga menjadi ‘Pengemudi diminta polisi untuk mentaati marka jalan)
b. Kepada pengemudi diminta agar menaati marka jalan.
c. Kepada para pengemudi diminta agar taat akan marka jalan.
d. Pengemudi dimintakan ketaatannya akan marka jalan.
e. Pengemudi dimintai ketaatannya kepada marka jalan.

14. B
a. kata kepada dihilangkan
b. kata waktu dan tempat dihilangkan
c. kata Bapak dihilangkan
d. kata kepada diganti dengan untuk
e. tempat dihilangkan

15. D
a. Rumah yang di sebelah itu mau dikontrakkannya.
b. Ia mau mengontrakkan rumah yang sebelah ini.
c. Ia pasti penyanyi karena buku musiknya banyak.
d. Karena senang menyanyi, suaranya merdu.
e. Selamat datang di tempat yang berbahagia ini.

Selasa, 06 Desember 2011

PEMBAHASAN ULANGAN HARIAN [KD 5 DAN KD 6]

SOAL DAN KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN 3 {KD 5 dan KD 6}

1. Kalimat-kalimat di bawah ini baku, kecuali
a. Indonesia adalah negara kesatuan.
b. Hati-hati, jalan berlobang.
c. Hastuti bekerja sebagai seorang apoteker.
d. Para sastrawan Indonesia ikut serta dalam acara tersebut.
e. Gubernur akan mengesahkan peraturan yang baru.

Penjelasan:
- kata “lobang” merupakan pelafalan tidak baku dari kata “lubang”


2. Kalimat di bawah ini yang terdapat kata tidak baku adalah
a. Para importir sedang menggalakkan komoditas agro industri.
b. Keberhasilan perusahaan itu ditunjang dengan manajemen yang baik.
c. Data kuantitatif sangat diperlukan dalam penelitian.
d. Untuk memenangkan persaingan, perlu dibuat standardisasi mutu.
e. Ukiran kayu Jepara merupakan komoditi nonmigas yang besar.
Penejelasan: kata “komoditi” merupakan kata serapan yang tidak baku dari kata “komoditas”

3. Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah
a. Tuti bekerja sebagai apoteker.
b. Parade atlit disambut masyarakat dengan penuh antusias.
c. Dokter Ani membuka praktek di jalan Raya Ragunan.

d. Dengan senang para siswa menerima ijazah.
e. Uang merupakan alat pembayaran yang sah.

Penjelasan:
kata “atlit” merupakan kata tidak baku dari kata “atlet”, dan kata “praktek” merupakan kata tidak baku dari kata “praktik”.


4. Di bawah ini kata-kata yang baku ialah
a. ijin, kuintasi, dan Nopember
b. reyot, rubuh, dan nyebur
c. sistem, praktik, dan metode
d. jumaat, rebo, dan senen
e. ijajah, rusak, dan rujak

Penjelasan: penggunaan kata-kata seperti, ijin, kuintasi, nopember, rubuh, nyebur, jumaat, rebo, senen, dan ijajah merupakan kata-kata yang tidak baku, adapun perbaikan dari kata-kata tersebut seperti, izin, kuitansi, november, roboh, cebur, senin, dan ijazah.

5. Konsonan hambat bilabial di bawah ini adalah
a. /y/ dan /z/
b. /a/ dan /c/
c. /p/ dan /b/
d. /t/ dan /d/
e. /g/ dan /d/

Penjelasan: konsonan hambat bilabial adalah bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua bibir; seperti b, p, m.

6. Contoh bunyi ujar konsonan spiral, yaitu fonem
a. /r/, dan /h/
b. /k/, /g/, dan /kh/
c. /t/, /d/, dan /n/
d. /s/, /z/, dan /sy/
e. /k/, /g/, dan /ng/

Penjelasan: konsonan hambat spiral adalah bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah. Contoh : s, z, sy.

7. Contoh bunyi ujar konsonan velar ialah fonem
a. /r/, dan /h/
b. /k/, /g/, dan /kh/
c. /t/, /d/, dan /n/
d. /s/, /z/, dan /sy/
e. /k/, /g/, dan /ng/

Penejelasan:konsonen hambat velar adalah bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian
belakang (artikulator) dan langit-langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g,ng, kh, q.

8. Bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan daerah lengkungan gigi disebut
a. bilabial
b. laringal
c. alpico interdental
d. labio dental
e. velar

Penejelasan: adapun contoh konsonan hambat alpico interdental seperti; t, n dan d.

9. Putra keduanya dinamakan Hadi Ahmadi. Bentukan kata yang hampir sama pelafalannya dengan kata bergaris bawah ialah
a. diamankan
b. dia makan
c. dimakamkan
d. dikatakan
e. dinyatakan

Penejelasan: kata dinamakan dibentuk dari kata dasar “nama” dan diberikan imbuhan awal dan akhir yang padu atau konfiks di-kan. Kata yang menyerupai kata dinamakan adalah kata dimakamkan. Kata diamankan merupakan kata yang mendapat imbuhan awal dan akhir namun tidak padu, pada kata “diamankan”, asal kata adalah “aman”, tapi kata dasar dari diamankan adalah “amankan”, untuk menjadi kata “diamankan” kata amankan diberikan imbuhan awalan di- yaitu menjadi “diamankan”. Sama halnya dengan kata dikatakan dan dinyatakan.

Pola afiksasi dari kata-kata tersebut.

Dinamakan dimakamkan



di- -kan di- -kan



Diamankan dikatakan



Di amankan di- katakan



Aman -kan kata -kan


Dinyatakan



di- nyatakan



nyata -kan

10. Contoh kata yang sering diucapkan namun tidak baku di bawah ini, kecuali
a. kebon
b. kejang
c. kantong
d. telor
e. belon

Penjelasan: kata-kata seperti; kebon, kantong, telor, dan belon merupakan kata-kata yang tidak baku, tapi sering diucapkan. Perbaikan dari kata-kata tersebut adalah kebun, kantung, telur, dan belum.

11. Pelafalan yang baku terdapat pada
a. logis ( lohis )
b. menyatakan ( menyataken )
c. USA ( yu-es-a )
d. Siapa saja ( siapa aja )
e. Pascasarjana ( pascasarjana )

Penjelasan: kata logis  [logis], menyatakan  [mәnyatakan], USA  [u es a], siapa saja  [siapa saja], pascasarjana [pascasarjana]

12. Pelafalan singkatan berikut ini benar, kecuali
a. RCTI ( er-ce-te-i )
b. SCTV ( es-ce-te-ve )
c. AC ( a-ce )
d. TPI ( te-pe-i )
e. TVRI ( te-fe-er-i )

Penjelasan: TVRI  [te ve er i]

13. Pelafalan di bawah ini benar, kecuali
a. UGM ( u-ge-em )
b. UI ( u-i )
c. UNJ ( u-en-je )
d. UTI ( yu-te-i )
e. YAI ( ye-a-i )

Penjelasan: UTI [u t i]

14. Pelafalan yang tidak benar adalah
a. LCD ( el-ci-di )
b. KPUD ( ka-pe-u-de )
c. KKM ( ka-ka-em )
d. MTQ ( em-te-ki )
e. ISTN ( i-es-te-en )

Penjelasan:
pelafalan L [L]
C [ce]
D [de]


15. Pengucapan yang salah terdapat pada
a. ATM ( a-te-em )
b. TTS ( te-te-es )
c. HP ( ha-pe )
d. HiFi ( hay-fi )
e. speaker ( speker )

Penjelasan:
Kata Hifi merupakan akronim dari bahasa asing yaitu high fidelity yang berarti kualitas tinggi, pelafalan kata HiFi adalah [hay-fay].


16. Makna yang sesuai dengan referensinya atau makna yang sesuai dengan konsep yang dilambangkan kata tersebut disebut
a. makna kontekstural
b. makna leksikal
c. makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal

17. Makna yang pengertiannya muncul sesuai dengan situasi atau pemakaian kata tersebut disebut
a. makna kontekstual
b. makna tekstual
c. makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal

18. Makna yang tidak dapat ditelusuri dari makna leksikal atau gramatikal pembentuknya disebut
a. makna kontekstural
b. makna tekstual
c. makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal

Penjelasan: makna idiomatik adalah makna satuan bahasa yang menyimpang dari makna leksikal dan gramatikal.
Contoh: meja hijau, membanting tulang, mata keranjang, dll.


19. Di bawah ini beberapa contoh makna idiomatik, kecuali
a. gulung tikar
b. mata keranjang
c. membanting tulang
d. tutur kata
e. keras kepala

20. Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir adalah
a. majas perbandingan
b. metafora
c. hiperbola
d. litotes
e. metonimia

21. Majas perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri adalah
a. majas perbandingan
b. metafora
c. hiperbola
d. litotes
e. metonimia

Penjelasan: litotes adalah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Silakan datang ke pondokku yang sederhana ini. [konteks pondok dalam kalimat tersebut merupakan rumah mewah]


22. Majas metonimia terdapat dalam kalimat
a. Dia merasa kesepian di tengah-tengah keramaian pesta itu.
b. Kenaikan harga-harga bahan bangunan terasa sampai mencekik leher.
c. Indonesia berhasil merebut Piala Thomas Cup untuk kedelapan kalinya.
d. Kemarin Ayah ke Singapura naik Garuda.
e. Perpustakaan adalah gudang ilmu yang tidak akan habis-habisnya.

Penjelasan: Majas metonimia adalah majas yang mewakili dari makna keseluruhan atau pada penyebutan merek.
Contoh: Setiap pagi, saya pergi ke sekolah naik polygon. [polygon merupakan merek sepeda, sehingga penyebutan merek tersebut mewakil dari apa yang disebutkan]


23. Kalimat yang mengandung lambang atau simbol yang maknanya dikaitkan dengan kehidupan manusia disebut
a. majas
b. sinonim
c. antonim
d. peribahasa
e. metafora

24. Aku berlepas tangan terhadap perkara yang kamu hadapi.
Ungkapan berlepas tangan sama maknanya dengan ungkapan dalam kalimat
a. Jangan lempar batu sembunyi tangan.
b. Pedagang kaki lima menutup mata terhadap peraturan pemerintah.
c. Mereka pasti akan cuci tangan terhadap kasus ini.
d. Jangan menutup hati terhadap kasus ini.
e. Mereka angkat tangan terhadap perkara kami.

Penjelasan: Ungkapan berlepas tangan bermakna menyerah, atau mengembalikan semua permasalahan yang dihadapi ke orang yang bersangkutan. Ungkapan berlepas tangan sama halnya dengan ungkapan angkat tangan

25. Tina adalah anak yang panjang mulut di kelasnya. Pada hal ia anak kemarin di kelas itu. Tak sepantasnya ia berperangai seperti anak kemarin di kelas itu. Sedangkan anaknya cantik dan manis. Karena sikapnya itu Tina selalu menjadi buah bibir di kelasnya bahkan di sekolahnya.

Makna ungkapan yang bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah
a. senang bercerita, bahan pembicaraan orang
b. suka memanjangkan omongan bahan pembicaraan orang
c. suka bercakap-cakap, bahan gunjingan orang
d. senang tertawa, manis pembicaraan
e. banyak bahan pembicaraan, bicaranya sopan

26. Kalimat yang menggunakan kata-kata bersinonim adalah
a. Tua muda menyaksikan pertandingan bulu tangkis antarnegara.
b. Para guru dan pedagang bekerja sama dalam kegiatan bazaar murah.
c. Siang malam ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
d. Sekalipun badannya besar, namun rapuh.
e. Masyarakat Timor Timur memilih untuk hidup bebas merdeka.


Penjelasan: Masyarakat Timor Timur memilih untuk hidup bebas merdeka.
Makna kata bebas dan kata merdeka merupakan padanan makna yang sama.

27. Seorang perempuan duduk bersimpuh bersimbah air mata di gundukan tanah yang masih merah.
Perubahan makna yang sejenis dengan kata perempuan dalam kalimat di atas adalah
a. Senyum kecutnya masih menggantung di sudut bibir.
b. Anak itu mendekati sosok berkerudung hitam yang masih terdiam.
c. Seorang wanita tua berjalan bertatih-tatih meninggalkan tanah pemakaman.
d. Aparat keamanan menindak tegas gerombolan yang beroperasi di pasar malam.
e. Ibu Santosa dilantik menjadi Ketua Dasawisma RW 4.

28. Tak perlu mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa asal berhasil dengan baik.
Peribahasanya adalah
a. Sayap singkat terbang hendak tinggi.
b. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
c. Hendak terbang tiada bersayap hendak hinggap tiada berkaki.
d. Jika kesusahan sudah memuncak, tandanya pertolongan sudah dekat.
e. Ibarat padi, makin berisi makin merunduk.

29. Artis terkenal itu sedang menghadapi perkara di pengadilan.
Ungkapan yang berarti pengadilan ialah
a. naik daun
b. buah bibir
c. gulung tikar
d. unjuk rasa
e. meja hijau

30. Deretan kata di bawah tergolong sinonim, kecuali
a. mesiu, bahan peledak, amunisi
b. eksplorasi, survei, pencarian
c. perembesan, penyusupan, infiltrasi
d. lihai, cerdik, pintar, intelek
e. komponen, bagian, unsur, sarana

Senin, 25 Juli 2011

ANGIN KENCANG HANCURKAN ATAP RUMAH WARGA

Sungailiat, Realita News- Sabtu, (23/07) angin kencang diakhiri dengan hujan lebat mengakibatkan satu rumah warga RSS Sungailat mengalami kerusakan ringan. Sejumlah atap di bagian dapur rumah ikut terbawa angin. Tragedi angin yang membawa atap rumah warga tersebut terjadi begitu singkat, sehingga beberapa warga yang ingin mengabadikan video tersebut pun tidak berhasil. Menurut Rinanda penghuni rumah tersebut “Kejadian angin puting beliung itu, terjadi begitu cepat dan singkat, Saya sangat takut ketika mendengar angin tersebut mengangkat sejumlah atap dapur rumah kami, karena bunyi angin tersebut seperti bunyi gemuruh guntur, setelah angin merobohkan atap dapur rumah kami, angin tersebut menuju ke arah timur, atau ke arah TK Pembina, sebelumnya angin kencang juga pernah melewati rumah ini, namun sebelumnya angin tersebut tidak merusak rumah kami”.
Selain rumah, pohon yang berada di samping rumah tersebut juga ikut menjadi amukan angin putting beliung. Berdasarkan penuturan dari beberapa warga, selama satu bulan ini, telah beberapa kali terjadi angin puting beliung yang merusakkan rumah warga, bahkan sebelum kejadian ini, angin puting beliung juga merusak 3 rumah warga sekaligus, dengan kondisi kerusakan tidak begitu parah.
Angin puting beliung juga tidak hanya melewati perumahan RSS, namun sebelumnya juga melewati desa parit padang, dan akibat angin putting beliung tersebut juga, beberapa jumlah rumah warga mengalami kerusakkan ringan (itr).

Jumat, 10 Juni 2011

TAMBAH PONTON PERPARAH REBO




Sungailiat, Realita News- Rabu (8/6) terlihat dua ponton atau TI apung yang hampir dalam tahap finishing di pesisir pantai Rebo akan siap difungsikan. Salah seorang pekerja pembuat ponton mengugkapkan ponton yang baru mau difungsikan tersebut salah satunya milik orang cina di kawasan Rebo.
Penambahan ponton di kawasan pantai Rebo memperparah kerusakan lingkungan di daerah pantai tersebut. Sebelum penambahan dua Ponton yang masih dalam tahap finishing, telah ada puluhan ponton dan satu kapal isap yang beroprasi dan mengeruk pasir timah secara membabi buta di kawasan tersebut.
Dalam hal ini, Pemda Bangka belum terlalu serius menyelesaikan masalah ponton dan kapal isap di kawasan pantai Rebo. Pasalnya sampai sekarang penertiban ponton dan kapal isap masih belum bisa ditangani dengan tuntas. Penyebab ketidaktuntuasan penertiban tersebut dikarenakan masih banyak aparat yang memanfaatkan kasus tersebut sebagai lahan basah mereka.
“Kalau yang lain bekerja pada hari ini, kami pun ikut bekerja dan kalau pada hari ini yang lain tidak bekerja kenapa kami harus kerja” ujar pemilik salah satu ponton yang baru dalam tahap finishing tersebut.
Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa ada oknum aparat yang nakal dengan berani memanfaatkan kasus ini sebagai lahan basah mereka, dalam arti lain salah satu ponton yang berada di kawasan pantai Rebo, miliki aparat yang nakal dan informasi penertiban telah bocor sebelum hari penertiban , sehingga banyak ponton yang tidak terjaring dalam penertiban tersebut.

Kamis, 30 Juli 2009

Lagu Merupakan Primadona Karya Sastra pembentuk karakter

LAGU MERUPAKAN PRIMADONA KARYA SASTRA DALAM PEMBENTUK SEBUAH KARAKTER

Dewasa ini, siapa yang tidak mengenal apa itu lagu? semua kalangan masyarakat, dari tingkat usia anak-anak sampai orang tua, mengenal apa itu lagu. Bahkan tidak hanya mengenal, sebagian dari kalangan tersebut adalah penikmat lagu. Sering kita temui di setiap sudut keramaian, seperti; di sekolah, pasar, terminal, rumah, bahkan di dalam mobil juga, terdengar adanya alunan-alunan merdu dan syair lagu yang diperdengarkan. Tak heran semua kalangan masyarakat sangat suka mendengarkan lagu, karena lagu dapat memberikan suatu kenikmatan tersendiri bagi pendengarnya. Di samping ada alunan musik yang menuntun pendengar menikmati alunan nada-nada indah, lagu juga dihiasai oleh syair indah yang dituangkan pengarang untuk menciptakan efek estetika tulis sebagai pencitraan dalam berfantasi. Dengan kata lain, penikmat lagu selain dimanjakan oleh alunan merdu dari bunyi atau musik yang diperdengarkan, penikmatnya juga dituntun untuk berfantasi, lewat bahasa yang tertuang didalam lagu tersebut. Mengambil kutipan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang pengertian lagu, “Lagu merupakan berbagai irama yang meliputi suatu instrumen dan bernyanyi”.
Banyak hal yang dapat dilihat dalam sebuah lagu, baik itu dari segi unsur bunyi dan unsur bahasa. Unsur bunyi merupakan paduan beberapa nada secara acak dan disusun secara sistematis menjadi sebuah instrumen musik. Dan unsur bahasa merupakan media pengonstuksian menuju suatu pengekspresiannya, yang terwujud dalam sebuah perkataan ataupun sebuah perbuatan yang menyatakan suatu ungkapan lewat sebuah tulisan. Mengkaji penggabungan antara unsur bunyi dan unsur bahasa pada lagu sangat menarik. Lebih-lebih pada konstribusi yang diberikan lagu, pada penikmatnya. Tetapi, adakah yang tahu bahwa lagu merupakan primadona karya sastra yang melibatkan unsur bunyi dan unsur bahasa? Dari banyaknya jenis karya sastra yang telah kita ketahui, seperti; puisi, cerpen, prosa, novel dan lain-lain. Ternyata lagu termasuk jenis karya sastra yang mempunyai rangking teratas di dalam karya sastra. Menurut saya, dari ke semua jenis-jenis karya satra lainnya, lagu mempunyai suatu karismatik tersendiri terhadap penikmatnya. Lagu mempunyai jangkauan rating yang sangat luas, sehingga penikmatnya hampir di semua kalangan. Di samping lagu dapat dinikmati dari segi unsur musiknya, penikmatnya juga, dapat merasakan berbagai ungkapan perasaan yang disampaikan pengarang lewat syair dari lagu tersebut.
Karya sastra yang hampir memiliki kesamaan dengan lagu adalah jenis karya sastra berupa puisi, kesamaan tersebut baik itu berdasarkan unsur struktual muapun batinnya. Sebagian besar, puisi juga dapat melibatkan unsur bunyi dan bahasa dalam pengekspresiannya, sehingga, tak jarang yang menyebutkan bahwa, puisi merupakan cikal bakal dari sebuah lagu. Lagu dan puisi masih mempunyai suatu ikatan, keterikatan tersebut tidak membuat eksistensi dari puisi tersebut hilang dari zaman. Walaupun demikian, lagu merupakan revolusionernya dari puisi. Dapat diamati, bahwa unsur bahasa yang terdapat di dalam lagu, yaitu sama-sama bersifat poetic language atau bahasa yang menggunakan makna kiasan, seperti halnya terdapat pada bahasa di dalam puisi. Mengutip dari pemikiran simbolisme, bahwa, dalam puisi yang dipentingkan adalah unsur bunyi, suara dan irama sebagai media pengekspresiannya, sehingga fungsi dari bahasa dalam puisi tersebut lebih membebaskan lambang atau tanda dari fungsi asalnya.
Pengkolaborasian antara unsur bahasa dan unsur bunyi memberikan suatu kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya. Unsur bunyi merupakan unsur penuntun, yang lebih bersifat arbiterer yang mampu membawa ke suasana penikmatnya dan dapat membangkitkan imagy atau fantasi pendengar, walaupun hanya bersifat abstrak, lebih-lebih lagi, ditambah dengan unsur bahasa yang dapat membentuk suatu citraan dalam pikiran manusia, hingga terwujud dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang bersifat kongkrit di dalam diri penikmatnya. Dalam arti lain, dengan adanya unsur bahasa di dalam lagu, dapat memberikan suatu citraan yang dapat membawa pendengar pada suatu kejadian atau pengalaman yang telah dialami dirinya. Dengan adanya bahasa pada, lagu dapat lebih membentuk fantasi pendengar, dan lebih bersifat terarah dan sistematis, karena yang menarik dari lagu, selain keberagaman dan penggabungan antar unsur musik dan unsur bahasa, lagu juga mempunyai kekhasaan tersendiri dibandingkan karya sastra lainnya. Baik itu dilihat dari unsur musik, unsur bahasanya dan juga dari segi keluasan penikmatnya.
Unsur musik dan unsur bahasa dapat dikaitkan sebagai sarana pengembangan psikis dan pembentukan karakter manusia. Musik tercipta dari bunyi-bunyi yang sengaja dihadirkan untuk mencapai suatu efek harmoni. Karakter manusia dapat dibentuk berdasarkan lingkungan lewat lagu, lebih-lebih dari faktor personalnya. Dengan kata lain, ‘Emosi’ yang terdapat didalam diri seseorang dapat mempengaruhi pikiran manusia, pikiran tersebutlah, yang nantinya akan membentuk sebuah karakter didalam diri seseorang. ‘Emosi’ manusia terjadi karena gejala naluria manusia, dalam merespond lingkungannya. Pikiran manusia akan mengarah pada suatu ungkapan, baik itu diwujudkan lewat perkataan ataupun perbuatan. Gejala naluria pada manusia dapat dirangsang lewat lagu, lagu tersebut dapat mengatur tempo ‘emosi’ yang terdapat didalam diri seseorang. Rangsangan yang diberikan lagu secara positif dapat menentukan suatu perubahan sikap dan perkataan, yang akan menuju suatu kebiasan dan mengarah pada pembentukan sebuah karakter di dalam diri seseorang.
Lagu mempunyai suatu karismatik tersendiri bagi penikmatnya. Kebiasaan dalam menikmati lagu dengan tempo lambat, sedang, keras atau kencang, dapat memperngaruhi, bahkan membentuk sebuah karakter di dalam diri seseorang. Misalnya, intensitas penikmat lagu yang betempo cepat atau keras, lebih mempengaruhi pada perkembangan psikis berupa, suatu perwujudan sikap semangat. Dan intenstas mendengarkan lagu yan bertempo lambat, menceriminkan suatu gambaran kesediahan atau suatu gambaran ungkapan sikap romantis di dalam diri seseorang. Menurut laporan Peneitian Tampel University yang dipublikasikan Cochrane Library tentang khasiat lagu bagi pertumbuhan psikis manusia, dan sekaligus dapat menjadi terapi terhadap suatu penyakit. Membuktikan bahwa lagu yang bertempo lambat, ternyata dapat menjadi suatu terapi pada penderita penyakit jantung.
Lagu merupakan karya sastra yang memiliki rating yang lebih luas, dilihat dari segi penikmatnya, dan jika dibandingkan dengan jenis karya sastra lainnya. Dari beberapa jenis karya sastra yang lainnya, seperti; puisi, novel, prosa, cerpen, yang menjadi penikmat akan karya-karya sastra tersebut, hanyalah komunitas-komunitas tertentu, dengan kata lain, yang mengerti akan karya sastra tersebut hanyalah komunitas-komunitas tertentu, dan bukan semua kalangan. Adanya pengaruh unsur bahasa dan musik di dalam lagu, berupa tanda-tanda atau lambang bahasa dan berbagai irama, yang nantinya akan menuntun ‘emosi’ seseorang, yang secara sadar ataupun tidak sadar, masuk ke dalam pikiran manusia, sehingga dari pikiran manusia yang akan diwujudkan lewat suatu perkataan dan tindakan, dari wujud-wujud tersebutlah, dalam jangka waktu lama, jika diasah akan menjadi sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terwujud pada pembentukan sebuah karakter. Jadi, dapat dikatgorikan bahwa lagu merupakan primadona karya sastra yang dapat membentuk sebuah karakter di dalam diri seseorang.